Background

Puisi Tomino



Tomino

Tomino dari neraka, 
sang kakak memuntahkan darah, sang adik meludahkan api, 
Tomino yang lucu meludahkan sebuah permata yang berharga.

Tomino meninggal sendirian dan dia jatuh ke dalam neraka, 
neraka yang gelap, dan tanpa iringan bunga. 
Apakah kakak tertua dari Tomino terkena sebuah hukum cambuk? 
jumlah bekas memar berwarna merah adalah buktinya, 
mencambuk, memukul dan berdebar-debar ketakutan.

Jalan menuju neraka yang kekal hanya ada satu cara, 
yaitu syarat untuk membimbing ke dalam kegelapan di neraka, 
dari domba yang berwarna emas, dari seekor burung bulbul, 
berapa banyak benda yang tersisa di dalam tas kulit, 
siapkan untuk perjalanan yang tak berujung ke dalam neraka.

Musim semi datang dan saatnya kita pergi ke hutan dan ke lembah-lembah, 
salah satu dari lembah yang gelap itu ternyata sebuah neraka, 
di dalam kandang seekor burung bulbul, di dalam gerobak domba, di dalam air mata Tomino, 
sebuah tangisan, seekor burung bulbul, untuk sebuah hutan, sebuah hujan, 
dan cintamu untuk adikmu.

Gema lolongan tangisan dari neraka, dan bunga darah berwarna merah telah mekar,
 melalui tujuh gunung dan lembah-lembah di neraka, 
Tomino memulai perjalanan dengan sendirian, 
untuk menyambut kamu di dalam neraka, sebuah duri yang berkilauan dari gunung jarum, 
tusukan tongkat ke dalam daging segar sebagai tanda untuk Tomino yang lucu.



(sungguh puisi yang aneh dan susah diartikan)

Diatas itu adalah sebuah puisi dari Jepang yang berjudul "Tomino" atau bahasa lainya Neraka Tomino yang telah di-artikan kedalam Bahasa Indonesia. ini adalah salah satu Urban Legend yang terkenal, konon siapaun yang membaca Puisi itu maka ia akan mendapatkan bencana, kalian yang membacanya akan merasa sakit/tersiksa bahkan dapat melukai diri sendiri. Dan yang paling terburuk adalah berujung dengan kematian.
Ada seorang saksi dari penyiar radio Jepang berkata : "Aku pernah membacakan puisi Tomino di sebuah program untuk radio online dalam edisi Radio Urban Legends, pada awalnya semuanya normal dan baik-baik saja, namun secara tiba-tiba saja tubuhku menjadi sulit untuk di gerakan, aku hanya bisa membaca setengah dari puisi itu dan kemudian aku menghentikanya. Dua hari kemudian tiba-tiba saja aku mengalami sebuah kecelakaan mobil dan aku mengalami cedera, aku mendapat tujuh jahitan di tubuhku. Aku tidak ingin berpikir bahwa ini adalah karena akibat membaca puisi itu. Tetapi ini sungguh di luar dugaanku.'' (kutip: http://*ghost-story*.mywapblog.com)

Saya tidak akan menjamin apa yang akan terjadi pada kalian kelak,,, semoga selamat


Leave a Reply